Pria asal Kabupaten Sukabumi mengaku dipekerjakan sebagai admin slot usai diajak salah satu temannya bekerja di Jakarta. Namun baru satu malam, pria itu mengaku tidak betah dengan pola kerja di salah satu situs perjudian itu.
Nahas, saat ia mencari alasan agar bisa pulang ijazah miliknya malah ditahan pengelola situs tersebut. Kini ia berharap ijazah miliknya bisa kembali, namun entah dari mana tiba-tiba ada aturan ia harus menebus ijazah sekolah kejuruan itu dengan uang tunai Rp 3 juta.
“Sekitar 3 mingguan lalu, saya ditawari teman bekerja, katanya jadi admin. Sampai di Jakarta ternyata saya dijadikan admin slot. Bahkan saya sempat di test urine dan lolos, memang ada surat perjanjian namun saat itu tidak ada catatan ijazah ditahan dan harus membayar Rp 3 juta,” kata D kepada detikJabar, Minggu (31/7).
Belum sempat bekerja, D mengaku tidak berminat karena ternyata tugasnya adalah menyebar pesan berisi tawaran agar pemilik nomor telepon seluler mau mendaftar di situs perjudian yang dikelola oleh admin.
“Setelah melihat sistem kerjanya ternyata saya diminta menarik orang agar mau mendaftar judi slot. Ada sekitar 1000 kontak Whatsapp dengan target 15 orang per hari harus dapat (member),” ungkap D.
D juga mengungkap sisi gelap situs tersebut dalam mendapatkan member. Saat bertemu pengelola situs, ia mendapat tugas menyebar pesan berantai berisi tawaran agar pemilik nomor telepon seluler mau mendaftar di situs perjuadian yang dikelola perusahaannya.
“Setelah melihat sistem kerjanya ternyata saya diminta menarik orang agar mau mendaftar judi slot. Ada sekitar 1.000 kontak Whatsapp dengan target 15 orang perhari harus dapat (member). Bahan-bahan foto bugil dan video porno sudah disediakan bos,” ucap D.
Ia pun mengaku risih, sebab ia dibekali foto-foto bugil wanita agar memudahkannya menjerat calon pelanggan. Baru semalam di Jakarta, ia putar otak dan memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya.
“Saya akhirnya cari alasan untuk bisa pulang, akhirnya saya beralasan nenek saya sakit dan saya diminta pulang. Namun pihak admin mengizinkan dengan syarat ijazahnya ditahan atau membayar uang sebesar Rp 3 juta,” keluhnya.
Saat ini D mengaku kebingungan harus mengadukan peristiwa yang menimpanya ke mana. Dalam waktu dekat ia mengaku akan kembali ke Jakarta dan mengambil ijazahnya sendiri ke lokasi yang ia sempat datangi dulu.
“Kata nenek saya kumpulin uang dulu baru ke Jakarta, terus ngobrol di sana karena yang ditahan itu ijazah SMK saya yang asli,” katanya.
source